Pilih Lelaki Berbakat atau Lelaki Telaten?
Monday, January 23, 2017
Bertahun-tahun lalu, seorang teman bertanya
pada saya. Pilih lelaki berbakat atau
lelaki telaten? Saat itu saya masih SMA dan polos. Pengalaman cinta baru seputar
naksir anak kelas sebelah. Maka saya pun menjawab: pilih lelaki berbakat. Bisa di bidang apa pun. Dengan pertimbangan,
bakat akan membantu sekali untuk sukses. Jadi kalau punya pasangan seperti itu,
hidup kita akan enak dan damai. Betulkah? Tidak juga. Kalau sekarang ditanya
pertanyaan yang sama, jawaban saya berbeda. Saya pilih lelaki telaten.
Sebelum beranjak lebih jauh, mari
kita samakan persepsi tentang “berbakat” dan “telaten”. Orang yang berbakat
berarti punya kepandaian tertentu sejak lahir. Misalnya suara yang bagus. Tanpa
belajar pun, dia sudah punya kemampuan di atas rata-rata. Bagaimana dengan
orang yang telaten? Dia punya sifat sabar dan cermat. Kemampuan itu muncul
karena diasah terus. Dalam dunia nyata, tak ada orang yang hanya berbakat tanpa
telaten sama sekali. Begitu juga sebaliknya. Untuk mempermudah bahasan kita,
bayangkan ada dua lelaki—sebut saja Lelaki A dan Lelaki B. Lelaki A sangat
berbakat, tapi kurang telaten. Sedangkan Lelaki B sangat telaten, tapi kurang
berbakat. Sudah terbayang? Mari kita lanjutkan.
Kasus Lelaki A: punya bakat besar, mudah mencapai sukses. Tapi karena
kurang telaten, dia tak memanfaatkan bakatnya dengan maksimal
Selama bertahun-tahun, saya mengamati
manusia dan hubungannya dengan sesama. Termasuk dalam urusan cinta. Saya pernah
mengenal berbagai jenis lelaki. Sebagian punya bakat yang besar—entah pandai
bicara, bisa olahraga apa pun, atau cerdas luar biasa. Mereka menonjol di
antara orang-orang. Biasanya berprestasi dan punya banyak teman. Sayangnya, tak
semua bisa konsisten berusaha. Ada yang berhenti setelah beberapa kali
berhasil. Lantas berpuas diri dan hanya mengenang prestasi yang lalu.
Dipikirnya sudah hebat. Padahal, di atas langit masih ada langit. Semua orang
berusaha tiap hari. Sekalipun punya bakat besar, kalau tak rajin melatihnya,
kita akan berada di posisi yang itu-itu saja. Tidak berkembang.
Lelaki seperti ini mudah dideteksi.
Biasanya banyak bicara tapi sedikit bertindak. Punya segudang mimpi tapi tak
kunjung diwujudkan. Sehari-hari hanya berkhayal tentang kesuksesan. Namun tidak
telaten saat berjuang. Sebagai perempuan, bagaimana kalau punya pasangan
seperti ini? Dijamin jengkel. Kita akan terjebak dalam hidupnya yang penuh
ilusi. Kalau sudah begitu, cobalah untuk mendukungnya dalam berusaha. Bujukan
saja tak cukup. Kita perlu menjadi contoh yang baik—buatlah target tertentu dan
wujudkan sampai berhasil. Siapa tahu dia akan mengikuti. Lantas, bagaimana
kalau kamu sendiri adalah lelaki jenis ini? Segeralah berubah! Di mata
perempuan, lelaki yang punya banyak mimpi memang keren. Tapi kalau malas ya
jadi tidak menarik. Berjuanglah untuk kelangsungan hidup.
Kasus Lelaki B: kurang berbakat, butuh lebih banyak waktu dan usaha. Tapi
karena telaten, pelan-pelan bisa mencapai sukses yang besar
Sepintas lelaki ini kurang menarik. Dalam
keseharian, dia tak mencolok. Prestasinya biasa-biasa saja. Namun punya
ketekunan dan kesabaran dalam berusaha. Dia butuh waktu lebih lama untuk meraih
kesuksesan. Jalannya pun tak mulus. Coba sekali, gagal. Coba dua kali, gagal.
Coba tiga kali? Masih saja gagal. Bahkan sampai diremehkan orang-orang. Namun
itu bukan alasan untuk menyerah. Tiap kegagalan dijadikan pelajaran dan diambil
hikmahnya. Jadi saat kembali berjuang, dia lebih kuat dari sebelumnya. Proses
itu pun berulang sampai akhirnya sukses. Ingat! Bakat hanyalah penentu 10% dari
keberhasilan. Sedangkan 90% sisanya diperoleh dari usaha. Kalau kamu termasuk
lelaki tipe ini, teruslah berjuang dengan semangat.
Sebagai perempuan, bagaimana kalau
kita punya pasangan seperti ini? Harus sabar dan selalu memberi dukungan.
Mungkin dia belum sejahtera. Dompet tidak tebal, materi tidak banyak. Tapi
sifat telatennya adalah harta yang tak ternilai. Dengan usaha terus-menerus,
kesuksesan hanya tinggal waktu. Berhubungan dengan lelaki seperti ini juga
menyenangkan. Biasanya mereka tak hanya telaten dalam berjuang, tapi juga dalam
keseharian. Selalu ingat hal-hal penting. Tak lupa melimpahi kita dengan
perhatian. Dia bagaikan permata yang belum diasah. Tugas kitalah untuk
menemukan dan mendampinginya sampai sukses.
Kasus Lelaki Impian: punya bakat dan ketelatenan yang besar
Setelah membahas Lelaki A dan Lelaki
B, masih ada tipe yang lain, yaitu Lelaki Impian. Dia punya bakat dan
ketelatenan yang besar. Kesuksesannya bisa berlipat ganda. Namun lelaki seperti
ini cukup langka. Jumlahnya terbatas. Sekalipun sudah menemukannya, tak bisa
semudah itu meraih hatinya. Tentu dia punya kriteria pasangan yang ketat.
Sebab jodoh adalah cerminan diri. Sebagai perempuan, kita juga perlu berjuang
tiap hari. Jadilah perempuan yang punya kualitas tinggi, jadi jodoh kita pun seperti itu. Selamat berusaha!
Sumber ilustrasi: pinterest.com
0 comments