Kebahagiaanku Sederhana Saja

Friday, February 12, 2016


Kebahagiaanku adalah menatap matamu. Kau mempunyai sepasang mata cokelat, hangat bagai teh yang baru diseduh. Warnanya berubah tergantung cahaya di sekitar kita. Saat hari terang, matamu cokelat muda. Lalu menjelang senja, warnanya berubah cokelat gelap. Matamu sipit seperti orang cina. Bahkan saat kau tersenyum, mata itu menjadi lebih sipit lagi, seolah hanya tinggal dua garis.

Photo by Scott Broome on Unsplash
Kebahagiaanku adalah makan bersamamu. Memerhatikanmu menyuap makanan satu demi satu. Kau makan dengan cepat dan lahap, tanpa pilih-pilih. Yang tak kausukai hanya makanan asam seperti stroberi. Sementara itu, kau sudah hafal makanan kesukaanku—apa pun yang teksturnya renyah, tak terlalu manis atau pahit, dengan bumbu sederhana. Kau pun tahu kalau aku sangat menyukai teh tarik. Lantas kita mencicipi teh tarik di berbagai tempat.

Kebahagiaanku adalah mendengarkanmu bercerita. Kita mengobrol tentang apa saja, dan kau selalu membuatku tertawa. Kau memang orang yang lucu—terlalu lucu malah. Membuatku sukar berhenti tertawa saat bersamamu. Namun kadang kita hanya saling pandang. Tak bertukar sepatah kata pun. Menyelami mata masing-masing, lantas tenggelam di dalamnya. Sampai aku salah tingkah dan mengalihkan pandangan.

Kebahagiaanku adalah menikmati musik bersamamu. Kau menyukai musik indie yang unik. Sedangkan aku menyukai musik yang menenangkan. Terkadang kau mengirim lagu untukku, atau aku yang mengirimnya untukmu. Seolah kita dan musik tak terpisahkan. Bahkan menurutku, kau adalah musik itu sendiri. Kau seperti musik instrumental yang kusukai—lembut, menenangkan, begitu mudah membuatku senang.

Kebahagiaanku adalah melihatmu memotret. Saat kita bersama, kadang kau mengeluarkan ponsel atau kamera. Lantas menjepret objek yang menurutku biasa saja. Namun objek itu berubah memukau di dalam foto. Matamu memang spesial. Kau mampu menangkap keindahan dalam hal sederhana. Aku pun belajar melihat dengan mata dan jiwamu. Lucu bukan? Kata orang, jatuh cinta membuat kita buta. Namun sejak bersamamu... aku justru memperoleh sepasang mata baru.

Kebahagiaanku adalah berpegangan tangan denganmu. Kau kerap meraih tanganku dan menggenggamnya dengan lembut. Setiap celah jarimu diisi oleh jariku. Tanganmu besar dan hangat, membuatku nyaman saat dingin sekalipun. Terkadang aku memainkan tanganmu. Mengusap-usap kuku dan jemarimu yang panjang. Menyusuri garis tanganmu. Namun, aku paling suka menggenggam tanganmu. Karena rasanya aman dan menenangkan.

Kebahagiaanku adalah menyisir rambutmu dengan jemariku. Kau mempunyai rambut pendek lurus. Samar-samar tercium wangi sampo yang segar. Terkadang kau menyandarkan kepalamu di bahuku. Lantas kuselipkan jariku di antara helai-helai rambutmu. Kau pun memejamkan mata. Bulu matamu terjurai lembut di pipi. Badanmu bergerak pelan seirama napasmu. Sementara aku menikmati setiap detik yang berlalu.

Kebahagiaanku sederhana saja.

You Might Also Like

0 comments