10.000 Jam yang Membuat Kita Sukses

Saturday, January 07, 2017


Semua orang pasti ingin sukses. Tapi banyak yang bingung harus mulai dari mana. Apakah dari manajemen waktu? Atau memperluas relasi dulu? Atau lainnya? Karena kelamaan berpikir, bisa-bisa malah tak melakukan apa pun. Waduh! Memang banyak hal yang dibutuhkan untuk sukses. Namun tak perlu bingung. Sebaiknya fokus saja pada hal utama: latihan. Orang-orang sukses punya jam yang terbang yang tinggi. Entah seniman, pebisnis, juga koki. Mereka selalu berlatih dan mengasah diri. Untuk jadi ahli, memang butuh waktu 10.000 jam.

Photo by Aron Visuals on Unsplash
Ini adalah hasil penelitian Malcolm Gladwell. Dia mengamati para pemain biola selama puluhan tahun. Ternyata, semua orang yang berlatih minimal 2 jam sehari selama 12 tahun (sekitar 10.000 jam) menjadi maestro biola. Sementara itu, yang berlatih 5.000 hingga 8.000 jam mempunyai kemampuan menengah. Bagaimana dengan pemain biola yang gagal? Mereka hanya berlatih di bawah 3.000 jam. Jadi semua tergantung usaha. Teori ini bisa dibuktikan dalam banyak hal. Misalnya saja Michael Jordan. Untuk jadi jagoan NBA, ternyata dia latihan lima jam sehari selama puluhan tahun. Begitu juga dengan Maradona. Sejak kecil, dia sudah berlatih sepak bola 10 jam sehari! Pantas saja mereka sangat ahli.

Bagaimana dengan kita sendiri? Apa sudah ada kemampuan yang diasah sejak lama? Entah hobi, pekerjaan, atau yang lain. Mungkin kita melakukannya tanpa sadar. Semua berawal dari rasa tertarik dan suka. Kalau saya, sejak SD sudah suka menulis. Tiap hari mencurahkan isi hati di buku harian (sayang semua buku itu sudah dibuang). Saat SMP, saya mulai membuat fanfiksi. Ceritanya cenderung norak dan bombastis—malu kalau membacanya sekarang. Saat itu juga mulai jadi editor dan belajar EYD dengan serius. Setelah SMA, barulah menulis cerpen, puisi, dan naskah drama. Sesekali ikut lomba dan menang. Semua saya lakukan dengan gembira, tanpa beban. Namanya juga hobi.

Tuntutan menulis datang bertubi-tubi saat kuliah. Saya masuk jurusan sastra, jadi tugas menulisnya pun seabrek. Mulai dari resensi buku, kritik film, berbagai penelitian dan lainnya. Di luar kuliah ikut pers mahasiswa. Sebagai anak redaksi, saya belajar cara berburu berita, wawancara, menulis, dan mengedit tulisan. Sistem mengedit di sana sangat rumit. Berkali-kali penulis dan editor harus bertemu. Kesalahan dalam tulisan dibahas langsung. Semua hal dikritik—mulai dari kesalahan penulisan, logika yang tidak tepat, kutipan narasumber, dan sebagainya. Proses mengedit bisa berhari-hari sampai muak. Namun di situlah saya dapat banyak ilmu tentang jurnalistik.

Selain menulis di kampus, saya bekerja jadi penulis di sejumlah kantor. Jenis tulisannya pun macam-macam. Ada tulisan konyol dan bergaya anak muda. Ada tulisan dengan sasaran pebisnis serius—saya harus belajar dulu tentang saham, investasi, dan sebagainya. Ada tulisan populer yang harus disadur dari berbagai website. Ada tulisan panjang untuk buku. Bahkan, saya pernah menulis dengan bantuan algoritma X, Y, dan Z. Jadi bisa menulis puluhan artikel sekaligus—algoritma itu tinggal diganti dengan informasi penting.

Kadang saya menulis sampai bosan. Otak buntu dan kehabisan ide. Kalau sudah begitu, saya akan menulis dengan timer. Sebagai pengingat, benda itu akan berbunyi setelah 45 menit. Lalu saya menyetel 15 menit lagi sebagai batas akhir. Jadi apa pun yang terjadi, dalam satu jam tulisan sudah harus selesai. Rasanya memang tegang dan diburu-buru. Tapi kalau tidak begitu, saya tak akan berkarya. Padahal harus mengejar 10.000 jam untuk jadi ahli. Kadang saya pun kesetanan menulis. Lupa waktu, lupa makan, lupa segalanya. Baru berhenti kalau sudah mau muntah. Pernah juga menulis sampai kecapekan dan pingsan. Tapi itu belum apa-apa.

Sekarang kemampuan saya belum seberapa. Kalau dibandingkan para penulis lain, saya hanyalah seonggok upil. Namun itu bukan alasan untuk berhenti. Semangat justru makin membara. Yang penting selalu berlatih dan memberi karya terbaik. Salah satunya lewat blog ini. Saya sengaja menulis dengan gaya bahasa sederhana. Jadi bisa menjangkau lebih banyak orang. Mulai dari yang biasa saja sampai yang serius dan kritis. Saya juga berusaha menyampaikan tema dengan ringan. Seberat apa pun tema yang diangkat, tulisan saya harus mudah dipahami. Jadi orang-orang bisa membacanya dalam berbagai kondisi. Entah saat menunggu bus, saat rehat sebentar dari pekerjaan, atau saat makan sendirian. Sejak dulu impian saya adalah berkontribusi dengan tulisan. Senang sekali rasanya kalau tulisan saya bisa membawa kebahagiaan dan manfaat untuk orang lain.

Bagaimana dengan dirimu? Apa pun yang kamu tekuni, semoga lancar dan sukses. Jangan lupa teori 10.000 jam tadi. Untuk jadi ahli di suatu bidang, kita bisa latihan 3 jam sehari selama 10 tahun. Kalau mau lebih cepat, diubah jadi 6 jam sehari selama 5 tahun. Tentu dengan keseriusan dan tekad yang kuat. Pada awalnya memang berat. Namun lama-lama tak terasa. Kita jadi terbiasa melakukannya. Kemampuan pun meningkat pesat!

You Might Also Like

4 comments

  1. Pandan, thanks for writing this post. Setidaknya aku jadi semangat. Kamu keep going on!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama Mbak Erny. Keep writing and blogging, aku selalu nunggu tulisan terbarunya. Semangat! :)

      Delete
  2. Iri banget sama keproduktivanmu Pandaaaan. Baru kemarin deh main ke sini, ada tulisan baru lagi. Tapi gapapa, bikin semangat!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe. Main ke sini terus ya, tulisannya update setiap hari. Semoga bermanfaat 😊

      Delete